Kuartal II 2016, Sektor Pertanian Berperan Besar Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

By Admin


nusakini.com - Bidang Beraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS), Kecuk Suhariyanto di Kantornya Jumat (5/8/2016) mengatakan bahwa pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada kuartal II -2016 mampu tumbuh sampai dengan 5,18% karena adanya sumbangan sektor pertanian. Kenapa jadi lebih tinggi dari prediksi?pertama karena yang selama ini tidak terduga adalah sektor pertanian," ungkap Kecuk Suhariyanto.

Realisasi tersebut jelas berada di atas ekspektasi kebanyakan. "Kemarin banyak yang berharap 5% dikuartal I, tapi akhirnya cuma 4,92% dan dikoreksi 4,91%. Apa yang meleset waktu itu? Pertanian," tegasnya. 

Sektor pertanian berperan besar terhadap mendorong pertumbuhan ekonomi. Kontribusi pada kuartal II tercatat mencapai 14,32%, termasuk kehutanan dan perikanan. 

Dalam periode tersebut, industri bergerak positif, baik dari sisi migas dan non migas. Secara total, industri menyumbang 21% terhadap pertumbuhan ekonomi. 

"Ketika pertanian tumbuh pesat, industri tumbuh pesat, barang yang diperdagangkan juga menjadi banyak plus impor barang konsumsi tinggi, lumayan naik," ujar Suhariyanto. 

Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK) menilai pencapaian pertumbuhan ini dipengaruhi oleh bergesernya waktu panen, sehingga hasil pertumbuhannya dilihat pada kuartal II 2016. 

“Karena mundurnya waktu panen dari Maret ke Mei. Berarti tiga bulan, kan menambah. Pertumbuhan itu diukur dari produktivitas di samping konsumsi. Berarti produktivitas di bidang pertanian naik karena perubahan itu”, kata Wapres di kantor Wakil Presiden. 

Di tempat lain, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution nampak gembira. Ternyata, catatan BPS itu lebih tinggi dari perkiraannya. 

“Malah lebih tinggi dari apa yang saya perkirakan. Saya selalu bilang, pertumbuhan ekonomi 5,1%. Tapi ini bisa 5,18%”, ucapnya sambil tersenyum. 

Menko Darmin membenarkan perihal bergesernya musim tanam yang juga menyebabkan bergesernya waktu panen yang menjadi pemicu pertumbuhan ini. Dengan demikian hasilnya memang berubah karena sektor pertanian mulai memperlihatkan kontribusinya. 

Sementara itu, pengajar Universitas Indonesia (UI) dan Direktur Lingkar Studi Efokus mengatakan sejak awal 2016 sejumlah indikator ekonomi sudah mulai menunjukkan penguatan. Penguatan ini yang perlu dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendorong sejumlah agenda pembangunan nasional. 

"Kontribusi sektor pertanian yang mencapai 14,32% sangat patut diapresiasi. Kontribusi ini bisa dijadikan pemantik untuk mengatasi persoalan kesenjangan dan kemiskinan yang banyak terdapat di daerah-daerah. 

Menurut Rizal, meski ada pergeseran musim tanam, kenaikan produksi padi tidak bisa disangkali. Namun Rizal mengingatkan bahwa setelah el-nino tahun lalu, maka tahun ini akan ada la-nina di mana curah hujan akan tinggi hingga akhir tahun. “Ini perlu disiasati agar produksi pangan tetap meningkat”, ujarnya. 

Di samping itu, menurut Rizal, untuk tetap meningkatkan produksi, hal yang harus dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk tahap selanjutnya adalah melakukan pendampingan selama proses produksi dan pascaproduksi. 

“Setelah program bantuan alat sistem pertanian (alsintan), Kementan perlu melakukan pendampingan yang berkelanjutan, baik para panen maupun pasca panen, agar memberi efek ganda bagi petani”, ujar Rizal. 

Di tempat lain, pengamat komunikasi politik dan pengajar Uiversitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan pencapaian ini menunjukkan kinerja Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman patut diacungi jempol. 

"Mentan mampu menjawab kepercayaan Presiden Jokowi dengan baik sekali. Banyak terobosan yang dilakukan Mentan berakhir manis. Ini patut kita apresiasi”, ujar Satrio.(p/mk)